Feature News (Sekar Senja Diwani - 153080302)
Meter demi meter jalan raya dilalui dengan rasa rendah diri di antara asap yang mengepul dari kendaraan bermotor.
Aji, seorang atlit renang yang lahir di Jogja namun besar di Jawa Timur ini merupakan salah satu anggota JOC (Jogja Onthel Community). Ketertarikannya pada sepedaia buktikan dengan bergabung dalam JOC satu tahun yang lalu. Sepeda onthel yang ia beli dengan harga tiga ratus ribu rupiah di pasar sepeda, kini sudah menjadi teman yang setia mengantarnya mengelilingi Kota Jogja.
Bergabungnya Aji dalam Komunitas Onthel yang berdiri tahun 2002 ini, tak lain karena persamaan visi dan misi yaitu menjalin hubungan yang baik antara pecinta sepeda onthel dan mengurangi efek global warming. JOC sendiri mempunyai kegiatan yang menarik, yakni touring satu bulan sekali dengan sepeda masing-masing, mengadakan bakti social, bahkan menjadi sukarelawan saat ada daerah yang terkena bencana.
Saat pertama kali bergabung dengan komunitas ini, ada satu kegiatan yang wajib Aji ikuti yaitu ospek. Aji disuruh bersepeda ke Solo lalu kembali lagi ke Jogja. Tidak peduli panas atau hujan tetap Aji terjang karena karena keinginannya untuk bergabung dalam JOC. Satu hal yang membuat Aji senangdalam komunitas ini yaitu kesederhanaan yang terjalin antar anggotanya. Karena kebanyakan anggota JOC adalah golongan masyarakat menengah ke bawah dan banyak diantara anggota JOC yang merupakan anak seorang petani maupun buruh. Namun di balik kesederhanaan yang mereka miliki, tersimpan satu keinginan keras untuk melestarikan budaya bersepeda.
Untuk menjaga hubungan antar anggota JOC, diadakan “nongkrong bareng” yang bertempat di depan Benteng Vredenburg setiap hari Minggu mulai pukul 19.00 sampai selesai. Apabila keadaan jalan tidak terlalu ramai, Aji dan teman-temannya melakukan konvoi keliling Kota Jogja setelang nongkrong di depan benteng. Keberadaan JOC ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. “Kita ga pernah diusir kalo nongkrong di benteng, tapi kalo ada acara resmi di Benteng atau Gedung Agung cuma diberi peringatan aja,” jelas Aji dengan logat betawi dan gaya santainya. “JOC sendiri sering diikutsertakan dalam kepanitiaan WALHI, Hari Bumi, dan kita senang-senang aja bias terlibat langsung sebagai panitia,” tambahnya.
Aji tidak minder dengan komunitas yang ia ikuti walaupun kebanyakan anggota tidak mempunyai sepeda onthel yang orisinil dan lengkap seperti para anggota komunitas PORI dan POJOK. “Kalo kita mah ga punya sepeda onthel yang lengkap kayak anak-anak PORI atau POJOK, yang penting setiap anggotanya punya kepedulian untuk melestarikan budaya bersepeda dan yang terpenting punya pit onthel mbak .. hahahaha ,” papar Aji sambil melirik ke komunitas POJOK di pojok benteng. Walaupun ada berbagai macamkomunitas sepeda seperti PORI, POJOK, Batavia, Paskas, namun tidak ada persaingan antar komunitas pit onthel ini. Tujuan mereka sama, yaitu melestarikan budaya bersepeda dan mengurangi efek global warming.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar