Senin, 31 Mei 2010

OPINI : Permainan tradisonal vs game modern

Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol. Begitulah definisi khusus mengenai budaya.

Pada dasarnya memang budaya itu harus dipelajari, kepemilikan budaya suatu bangsa, suatu daerah bahkan negara menjadikan sebuah keberagaman. Begitu juga dengan budaya yang ada di Indonesia khususnya Jawa. Budaya disini bukan hanya kesenian serta peninggalan tari-tarian dan lain-lain melainkan budaya unggah ungguh, kesenian dan juga permainan. Jangan salah, permainan dalah suatu budaya karena merupakan sebuah peninggalan yang harus dilestarikan. Refleksi dari budaya permainan yang semakin didominasi pihak asing. Ada nitendo, playstation, tamiya dan bahkan game onlinemasih. Anak-anak juga lebih suka menonton televisi berjam-jam.
Lantas apakah anak-anak kini masih mengenal cublak-cublak suweng, congklak, gobag sodor, enggrang dan masih banyak lagi.

Zaman memang sudah bergeser tetapi permainan tradisional haruslah selalu dilestarikan. Padahal permaian tradisonal juga banyak manfaatnya, dari segi kesehatan, permainan ini tidak mengandung pancaran radiasi seperti permaianan modern dari benda-benda elektronik. Permainan playstation cenderung individualis berbeda dengan permaian gobag sodor atau congklak. Yaa tentu keduanya memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing tetapi yang paling diharapkan bahwa jangan pernah kita melupakan dan menghilangkan indahnya budaya yang kita miliki khususnya permainan tradisional yang semakin terlupakan.

Novia Hadiputri 1153080235

Tidak ada komentar:

Posting Komentar