Senin, 31 Mei 2010

KOLOM : Dominasi Industri Musik Indonesia

Setiap orang pasti ingin sukses, ada yang ingin jadi pekerja kantoran, pengusaha, pebisnis sampai entertainer. Industri hiburan khususnya industri musik tanah air amat sangat membuka pintu gerbang bagi para penyanyi maupun band. Sayangnnya justru industri musik Indonesia diwarnai ajang kapitalisme sekedar pencarian keuntungan semata. Bermusik bukan dengan hati, industri musik hanya dijadikan alat instan menggapai kesuksesan. Semaikin instan semakin cepat pula band itu meredup.

Sebut saja band-band yang banyak bermunculan dan tak terhitung jumlahnya. Hari ini muncul bsok muncul lagi dan makin banyak lagi. Mungkin dari segi lirik sangat mudah dihafal khusunya untuk anak-anak jaman sekarang yang gemar menyayi lagu orang dewasa. Dari segi kualitas, musik mereka berbeda jauh kualitasnya dengan band-band yang justru ukurannya band indie. Memang jenisnya saja sudah beda, kalau major label ada sebuah tuntutan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, sedangkan indie label tidak ada tekanan dan bisa memunculkan warna dan kreatifitas di setiap musiknya.

Siapa yang salah pada industri musik kita?kapitalisme kah?atau keinginan mencari uang dengan jalan instan, bermodal tampan tetapi kualitas pemain dan musik sederhana serta lirik yang mendayu-dayu. Seharusnya bermusik bukan sekedar mampu memainkan lagu orang lain dengan sempurna, tetapi bagaimana memahami apa itu musik, untuk apa bermain musik dan apakah kita memiliki ideologi dalam bermusik. Piracy juga salah satu yang turut andil dalam menyebarnya gagasan musik yang tidak berkualitas tersebut. Terlepas dari itu semua, yang jelas yang berkualitas pasti akan bertahan lama. Hidup musik Indonesia!

Novia Hadiputri 153080235

Tidak ada komentar:

Posting Komentar