HARDNEWS : SEKAR SENJA DIWANI - 153080302
Walaupun bersaing dengan produk plastik yang lebih murah dan lebih awet, kerajinan tangan tetap mampu bersaing di pasar global.
Isu global warming sudah lama terdengar dan membuat beberapa kelompok masyarakat di belahan dunia manapun bergeming menaruh perhatian khusus. Tidak heran suhu udara yang tadinya panas dan cerah sedetik kemudian hujan deras disertai petir. Perubahan cepat alam dan keadaannya disebabkan karena pengaruh global warming yang terjadi salah satunya karena pencemaran udara karena manusia yang serakah dan tidak peduli lingkungan.
Kerajinan tangan dari bahan-bahan yang berasal dari alam mendapat perhatian khusus dari orang-orang yang sadar akan lingkungan. Kerajinan tangan dari hasil daur ulang alam setempat dilirik oleh masyarakat mancanegara dan juga domestik. Apalagi kerajinan ini mengusung tema budaya Indonesia seperti motif batik dari seluruh Indonesia.
Yogyakarta merupakan salah satu Kota Pengrajin Handycraft yang sering mengekspor barang-barangnya keluar negeri. Masyarakat mancanegara lebih berminat dengan kerajinan tangan ala Indonesia dari pada bahan plastik yang dibuat pabrik. Selain karena materialnya yang ramah lingkungan, motif yang disertakan dalam berbagai macam kerajinan ini mengangkat kebudayaan Indonesia yang kental dan sangat eksotis. Seperti tas bahan pandan yang ditenun menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dan menggunakan motif batik dari berbagai daerah menambah daya tarik tas tersebut. Motif-motif daerah kini telah booming lagi karena adanya prestise tersendiri saat memakai produk dalam negeri dengan bahan yang ramah lingkungan dan motif yang kaya budaya. Produk kerajinan tangan tidak hanya diminati oleh turis mancanegara, namun masyarakat lokal juga sudah mulai melirik produk ini. “Banyak pasangan calon pengantin yang datang ke showroom saya untuk memesan kotak seserahan (asok srono) dengan memakai motif-motif tradisional Jawa, seperti pandan bermotif batik, enceng tenun, maupun lidi tenun” jelas Hirwan Tersiadi, pemilik perusahaan handycraft Sekar Lintang. “Seminar Kit untuk Seminar Nasional pun banyak yang dipesan dari toko saya, biasanya mereka meminta tas laptop dengan motif batik dan notebook dengan pernak-pernik ala Jawa” tambah Bapak dua anak ini.
Selain membuka lapangan pekerjaan yang besar, perusahaan handycraft seperti Sekar Lintang ini juga turut mengurangi dampak pemanasan global dan ikut melestarikan budaya. Bahan yang digunakan sangat ramah lingkungan seperti karton daur ulang, kertas daur ulang, dan bahan yang sudah disediakan alam. Pelestarian Budaya yang diikutkan dalam kerajinan ini pun juga sangat banyak, misalnya menenun tanpa menggunakan mesin merupakan kebiasaan masyarakat jaman dulu, motif-motif yang digunakan diambil dari berbagai macam kebudayaan di Indonesia.
Senin, 12 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar